TEMPO.CO, Jakarta - Kakak beradik, Syahrozad Zalfa Nadia, biasa dipanggil Ocha (12 tahun), dan Avicenna Roghid Putra Sidik, biasa dipanggil Ave (8 tahun), berhasil merancang robot mitigasi bencana. Robot tersebut merupakan prototipe berbentuk mobil yang bisa menjadi alat bantu mitigasi bencana khususnya kebakaran.
Baca: Komunitas Masyarakat Robotik Indonesia Diresmikan di Bogor
"Saya beri nama Roti Bakar, kebanyakan orang pasti berpikir itu robot untuk memanggang roti. Roti Bakar ini adalah singkatan dari Robot Mitigasi Bencana Gempa dan Kebakaran, ini rencananya untuk kompetisi di Turki sekitar bulan Mei atau Juni," ujar Ocha dalam acara Ngobrol Aja Dulu 'The Tech Kids' yang digelar Narasi TV dan Tokopedia di Tokopedia Tower, Kuningan, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Ocha mengatakan robot yang dia rancang bersama adiknya itu memiliki sensor pendeteksi api, sensor pendeteksi keberadaan manusia dan sensor ultrasonik. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda. Ketika mendeteksi api, sensor pendeteksi api akan membuat kipas bekerja memadamkan api.
"Ada sensor untuk mendeteksi keberadaan manusia, ini untuk menyelamatkan. Nanti ada bunyi yang keluar dan bagian belakang pintu terbuka untuk kemudian manusia masuk ke dalam menyelamatkan diri," kata gadis berjilbab itu.
Ocha dan Ave telah menciptakan robot sejak usia yang masih sangat muda. Ave memulai saat usia 5 tahun dan Ocha 9 tahun. Beberapa jenis robot yang pernah mereka kembangkan, antara lain Soccer Robot, Sumo Robot, Maze Robot, Humanoid Robot, Coding Robot, Drone, dan Creative Natural Dusaster.
Mereka berhasil memenangkan berbagai kompetisi internasional, seperti Gold Prize Champions Category Steam Mission Indonesian Robot Festival (I-ROFEST) 2015, Gold Prize Category Soccer Robotic Junior Asian Youth Robotic Olympiad (AYRO) 2016, Excellence Award Category Steam Missions IYRC South Korea, dan masih banyak lagi.
"Soccer Robot ini main bola two on two dan kami dapat medali. Kami juga merakit sebuah lego yang agak rumut, membuat robot yang diprogram agar robot bisa berjalan mengikuti garis hitam. Di Jepang IISRO 2017 dapat juara satu dengan catatan waktu 8 detik untuk mencapai finis," tutur siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta itu.
Putra dan putri dari pasangan Sidik Sisdiyanto dan Himatul Laily itu mengikuti kompetisi dengan bekerja sama membagi tugas. Ave bertugas mendesain bentuk robot dan Ocha bertugas sebagai programmer, dan keduanya secara bersama-sama merakit robot.